Stop! Jika anda tidak sudah biasa dan merasa tabu membicarakan wacana kent.....Oops! maaf maksud saya, wacana buang angin, anda tidak wajib membaca postingan ini. Tapi kalau anda ingin mengenali hal-hal yang berhubungan dengan buang angin, go ahead to read this writing. There might be some worthy things to grab.
Mencari isu wacana 'buang angin' memang gampang-gampang susah. Mungkin condong disingkirkan juga, terlebih di dalam lingkungan kultur kita. But keep it in mind: this is a fact. So, tidak ada rahasia di antara kita. Apalagi, buang angin yaitu aktivitas sehari-hari manusia. Tidak peduli apakah insan itu cakep, manis ganteng, jelek, gemuk, kurus, artis, presiden, atau siapapun juga dia, niscaya 'hobi' buang angin. Justru, tidak sanggup buang angin menciptakan kita menderita dan kekurangan duit berjuta-juta. Betul tidak?!
Oke, jadi berikut beberapa hal dan informasi wacana buang angin baik dari pengalaman eksklusif maupun riset skala kecil pada beberapa jurnal ilmiah dan kesehatan. All of the items are formed in Q & A to make it simple and easy.
1. Mengapa kita buang angin?
Buang angin pada seseorang disebabkan lantaran adanya gas di dalam usus. Gas ini dihasilkan dari udara yang terbawa pada di saat beliau makan atau minum dan lantaran adanya proses pencernaan yang tidak sempurna. Gas ini kemudian dibawa menuju ujung usus (rectum) yang kemudian menyebabkan perasaan tidak tenteram di sekeliling perut, menyerupai mulas dan sedikit nyeri. Proses pengeluarannya sama dengan proses pengeluaran feces.
2. Apakah (kebanyakan) makan kacang sanggup mengakibatkan buang angin?
Dikatakan bahwa ini yaitu mitos belaka. Namun sebuah observasi baru-baru ini menyebutkan bahwa kacang mengandung sejenis zat gula yang disebut stachiose/stachyose
. Permasalahannya yaitu pencernaan insan tidak sanggup mencerna zat ini dengan sempurna. Bakteri di dalam usus gagal untuk menghancurkannya dan justru menciptakan gas dalam jumlah besar. Kaprikornus jawabannya yaitu ya, dan bersedihlah anda yang kegemaran makan kacang.
Ada banyak masakan lain yang juga sanggup mengakibatkan proses ini selain kacang, misalnya bawang merah/putih.
. Permasalahannya yaitu pencernaan insan tidak sanggup mencerna zat ini dengan sempurna. Bakteri di dalam usus gagal untuk menghancurkannya dan justru menciptakan gas dalam jumlah besar. Kaprikornus jawabannya yaitu ya, dan bersedihlah anda yang kegemaran makan kacang.
Ada banyak masakan lain yang juga sanggup mengakibatkan proses ini selain kacang, misalnya bawang merah/putih.
3.Apakah menahan buang angin sanggup menyebabkan penyakit?
Menahan gas sanggup menyebabkan penumpukan gas di dalam tubuh. Apabila tekanannya lebih besar ketimbang tekanan darah, maka gas ini akan masuk ke pembuluh dari usus dan ikut menyebar. Apabila hingga ke paru-paru maka gas akan keluar bareng CO2 lewat verbal ataupun hidung. (hmmmm...). Akan tetapi, gas ini tidak beracun sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.
Namun secara tentunya menahan buang angin dalam waktu yang usang yaitu hal yang musykil dilakukan. Pada sebuah masa, Kaisar Claudius dari Kekaisaran Romawi pernah memberlakukan aturan buang angin pada jamuan makan. Namun pada kenyataannya, aturan ini banyak dilanggar. Mengapa? Karena banyak makan dan minum sanggup mengakibatkan kenaikan gas dalam usus sehingga frekuensi buang anginpun bertambah pula.
So, buang anginlah! Namun pastikan anda membuangnya pada wilayah yang 'layak' dan waktu yang 'tepat'.
4. Apakah anyir dari buang angin sanggup disembunyikan?
Hal yang paling menciptakan aib di saat kita buang angin yaitu baunya. Cara untuk mengelak dari tuduhan selaku 'tersangka' yaitu akal-akalan tidak tahu, memasang tampang innocent, dan ikut-ikutan risau mencari siapa yang buang angin. Bahkan ada pula yang menuduh orang lain sebelum orang lain mendapatkan dirinya selaku 'tersangka'nya. Pernahkah anda demikian? ^^
Bau di dalam gas yang dikeluarkan di saat buang angin tidak sanggup dikelola terlebih disembunyikan. Semua bergantung pada jenis masakan dan minuman yang dimakan serta keadaan kesehatan pencernaan. Kaprikornus tidak benar bahwa seseorang memiliki abjad tertentu dalam kaitannya dengan hal ini. Tidak ada perumpamaan si "A' yang kentutnya lebih anyir dari kentut si "B".
5. Seberapa seringkah kita buang angin?
Secara normal, seseorang mencampakkan gas sebesar kurang lebih 750ml per hari. Jika dijumlah dalam jumlah kasar, ada sekitar 14 kali aktivitas buang angin per hari. Jika terlalu besar atau kurang jauh dari jumlah tersebut, ini ialah indikasi ketidaknormalan pada penggalan gastrointestinal (bagian antara usus dan lambung).
Menahan gas sanggup menyebabkan penumpukan gas di dalam tubuh. Apabila tekanannya lebih besar ketimbang tekanan darah, maka gas ini akan masuk ke pembuluh dari usus dan ikut menyebar. Apabila hingga ke paru-paru maka gas akan keluar bareng CO2 lewat verbal ataupun hidung. (hmmmm...). Akan tetapi, gas ini tidak beracun sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.
Namun secara tentunya menahan buang angin dalam waktu yang usang yaitu hal yang musykil dilakukan. Pada sebuah masa, Kaisar Claudius dari Kekaisaran Romawi pernah memberlakukan aturan buang angin pada jamuan makan. Namun pada kenyataannya, aturan ini banyak dilanggar. Mengapa? Karena banyak makan dan minum sanggup mengakibatkan kenaikan gas dalam usus sehingga frekuensi buang anginpun bertambah pula.
So, buang anginlah! Namun pastikan anda membuangnya pada wilayah yang 'layak' dan waktu yang 'tepat'.
4. Apakah anyir dari buang angin sanggup disembunyikan?
Hal yang paling menciptakan aib di saat kita buang angin yaitu baunya. Cara untuk mengelak dari tuduhan selaku 'tersangka' yaitu akal-akalan tidak tahu, memasang tampang innocent, dan ikut-ikutan risau mencari siapa yang buang angin. Bahkan ada pula yang menuduh orang lain sebelum orang lain mendapatkan dirinya selaku 'tersangka'nya. Pernahkah anda demikian? ^^
Bau di dalam gas yang dikeluarkan di saat buang angin tidak sanggup dikelola terlebih disembunyikan. Semua bergantung pada jenis masakan dan minuman yang dimakan serta keadaan kesehatan pencernaan. Kaprikornus tidak benar bahwa seseorang memiliki abjad tertentu dalam kaitannya dengan hal ini. Tidak ada perumpamaan si "A' yang kentutnya lebih anyir dari kentut si "B".
5. Seberapa seringkah kita buang angin?
Secara normal, seseorang mencampakkan gas sebesar kurang lebih 750ml per hari. Jika dijumlah dalam jumlah kasar, ada sekitar 14 kali aktivitas buang angin per hari. Jika terlalu besar atau kurang jauh dari jumlah tersebut, ini ialah indikasi ketidaknormalan pada penggalan gastrointestinal (bagian antara usus dan lambung).
Cobalah anda menjumlah berapa kali anda buang angin dalam sehari dan peroleh apakah jumlahnya lebih banyak atau lebih minim dari jumlah di atas. Tapi, anda tidak perlu menceritakannya ke orang lain, cukup untuk wawasan anda sendiri.
6. Apa faedah buang angin bagi kesehatan?
Di atas sudah diterangkan bahwa buang angin yaitu salah satu proses dibuangnya gas yang tidak diinginkan tubuh. Oleh lantaran itu, buang angin yaitu salah satu proses yang mesti ada dalam proses badan manusia. Buang angin berbincang adanya proses pencernaan yang normal. Bahkan, bagi seseorang yang sudah selesai mengalami operasi dan anestesi, buang angin yaitu anugrah besar. Karena setelah buang angin, beliau gres diperbolehkan makan dan minum. Buang angin ialah indikasi bahwa bowel (usus besar) seorang pasien sudah kembali berproses secara normal.
7. Jadi, apa kesimpulannya?
Buang angin ialah proses alami pada badan yang dialami oleh semua manusia. Hilangnya proses ini tentunya berbincang adanya proses yang salah pada badan manusia. Yang menjadi permasalahan bukanlah prosesnya, lantaran itu tidak sanggup dihindari. Fokus permasalahannya yaitu pada etika, jadi buang angin itu penting namun gunakan cara dan cari sasaran wilayah yang baik.
"Tapi, kalau ga sanggup nahan lagi gimana donk?" Wah, kalau udah gitu, mau gimana lagi? Haha. Asal tidak "lempar watu sembunyi gas" aja, tentunya ga gitu masalah. :)
Intinya, buang angin yaitu hal yang patut kita syukuri dan bukannya hal yang kita hindari. Jadi, kent..... ehm,...buang anginlah!
6. Apa faedah buang angin bagi kesehatan?
Di atas sudah diterangkan bahwa buang angin yaitu salah satu proses dibuangnya gas yang tidak diinginkan tubuh. Oleh lantaran itu, buang angin yaitu salah satu proses yang mesti ada dalam proses badan manusia. Buang angin berbincang adanya proses pencernaan yang normal. Bahkan, bagi seseorang yang sudah selesai mengalami operasi dan anestesi, buang angin yaitu anugrah besar. Karena setelah buang angin, beliau gres diperbolehkan makan dan minum. Buang angin ialah indikasi bahwa bowel (usus besar) seorang pasien sudah kembali berproses secara normal.
7. Jadi, apa kesimpulannya?
Buang angin ialah proses alami pada badan yang dialami oleh semua manusia. Hilangnya proses ini tentunya berbincang adanya proses yang salah pada badan manusia. Yang menjadi permasalahan bukanlah prosesnya, lantaran itu tidak sanggup dihindari. Fokus permasalahannya yaitu pada etika, jadi buang angin itu penting namun gunakan cara dan cari sasaran wilayah yang baik.
"Tapi, kalau ga sanggup nahan lagi gimana donk?" Wah, kalau udah gitu, mau gimana lagi? Haha. Asal tidak "lempar watu sembunyi gas" aja, tentunya ga gitu masalah. :)
Intinya, buang angin yaitu hal yang patut kita syukuri dan bukannya hal yang kita hindari. Jadi, kent..... ehm,...buang anginlah!
Copyright :: All Rights Reserved
Registered :: Wed Jan 26 08:17:57 UTC 2011
Title :: 7 Hal Ilmiah Tentang 'Buang Angin' yang Wajib Diketahui
Category :: Blog
Fingerprint :: 8dea1a220485f797c4127c0119981e
MCN :: EDBFD-P4VAA-SCRS6